Hei, Yasmin.
Bagaimana rasanya dicintai?
Bagaimana rasanya dipertahankan? Bagaimana rasanya disayangi?
Bagaikan sebuah angin lalu,
pemikiran itu hanya akan membuatku terkekeh ringan saat aku sadar dalam
kenyataan. Apa gunanya dengan hal semacam itu? Aku bisa gila kalau benar-benar
ada yang menyayangiku.
Saat ini lagu jatuh cinta terus
menerus terulang dalam playlistku. Seakan membuatku sadar bahwa lirik dalam
setiap bait yang diucapkan tidak ada kaitannya di dalam hidupku. Aku mengerti,
mungkin aku juga pernah menjalin kisah kasih, tapi menurutku itu sangat konyol,
bagaimana bisa aku dicintai seperti itu?
Apakah pantas? Tidak, aku tahu.
Maka dari itu, sekarang aku sadar.
lewat dari lagu yang dimainkan di playlist kesukaanku saat ini, aku mengerti,
aku tak seberharga itu. Aku kadang atau mungkin sering, iri terus menerus
kepada pendengar yang mungkin adalah target inspirasi sang penulis untuk
menciptakan lagu itu.
Jika membandingkan dengan diriku,
aku selalu menjadi pencundang di dalam kehidupan ini, aku tak berharga. Aku
bahkan tak bisa menyamakan diriku dengan kaca yang sudah pecah.
Aku terlanjur terkurung dalam
kegelapan, terseret arus deras kemunafikan, dan tenggelam dalam kebisuan
semesta.
Jadi, biarkan aku sendiri ya? Karena
yang mengerti rasa krhancuran ini hanya aku seorang.
#intanratu
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah visit di blog Intan, silahkan beri kritik dan saran dengan sopan.